Pandangan Ahli Supranatural Tentang Misteri Ketuk Pintu di Klari, Antara Teror Gaib dan Isu Pesugihan Pocong?

Rumah yang diduga didatangi "teror ketuk pintu" di Klari Kabupaten Karawang.

METROPLUS.ID - Malam-malam di Klari, Kabupaten Karawang, belakangan ini tidak lagi terasa tenang. Warga dibuat resah oleh fenomena aneh yang mereka sebut sebagai "teror ketuk pintu." Ketukan itu datang saat malam menjelang, menggema di pintu-pintu rumah warga, namun tak pernah ada sosok di baliknya. Fenomena ini pun dengan cepat menyebar dan menjadi viral di berbagai platform media sosial.


Isu yang berkembang pun kian liar. Dari sekadar prank hingga dugaan keterlibatan makhluk halus, bahkan muncul kabar yang menyebut ketukan itu dilakukan oleh orang yang melakukan pesugihan pocong (ritual pengabdian kepada setan demi kekayaan instan). Spekulasi kian mencuat, membuat batas antara dunia nyata dan alam gaib makin kabur.


Namun di tengah kabut isu yang menyesatkan itu, seorang ahli spiritual angkat bicara. Ki Sapta Kalam, tokoh dari Padepokan Padang Ati, memberikan pandangannya secara tegas dan menenangkan.


“Dari hasil penerawangan mata batin saya, tidak ada aktivitas makhluk gaib terkait fenomena ketuk pintu ini. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir atau takut berlebihan,” ujar Ki Sapta Kalam saat ditemui tim METROPLUS.ID.


Sejauh ini, Ki Sapta tidak merasakan adanya residu energi negative (jejak halus yang biasa ditinggalkan oleh entitas tak kasat mata). Menurutnya, ketukan itu lebih mungkin berasal dari ulah manusia biasa atau hanya efek psikologis yang diperbesar oleh kepanikan kolektif.


Menanggapi kabar miring tentang pesugihan pocong, Ki Sapta Kalam pun menegaskan bahwa hal tersebut adalah hoaks.


“Pesugihan itu bukan sesuatu yang mencuri uang masyarakat seperti yang ramai dibicarakan. Itu kontrak pribadi antara manusia dan setan, bukan kejahatan kriminal,” jelasnya.


Lebih lanjut, ia mengungkap bahwa banyak orang salah paham tentang konsep pesugihan. Bukan serta-merta menjadi kaya, justru banyak juga yang tetap hidup miskin meski telah mengabdi kepada entitas gelap. Yang diberikan oleh setan hanyalah sugesti dan rasa percaya diri semu dan itu pun tidak selalu membawa keberuntungan.


“Kaya atau miskin itu sudah ada bagiannya. Dalam agama disebut sebagai takdir,” ucap Ki Sapta Kalam sambil menutup mata sejenak, seakan menyelami dimensi lain yang tak kasat oleh mata biasa.


Meski menenangkan, Ki Sapta tetap menyarankan agar masyarakat membentengi diri dengan pendekatan spiritual.


“Mendekatkan diri kepada Tuhan adalah cara terbaik. Banyak-banyaklah beribadah, membaca kitab suci, dan jangan lupa ajak seluruh keluarga untuk bersama-sama menjaga keharmonisan batin. Itulah pagar gaib yang paling ampuh,” pesan Ki Sapta Kalam. (*)

BACA JUGA
METROPLUS.ID

Subscribe YouTube Kami Juga Ya