![]() |
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, H. Jenal Aripin atau yang akrab disapa HJA, latar belakang tambang galian C Gunung Kuda, Desa Kebonbogo, Kabupaten Cirebon. |
KARAWANG – METROPLUS.ID | Insiden longsor tragis yang terjadi di area tambang galian C Gunung Kuda, Desa Kebonbogo, Kabupaten Cirebon, menuai keprihatinan mendalam dari Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, H. Jenal Aripin atau yang akrab disapa HJA. Ia menilai kejadian ini sebagai bentuk kelalaian yang tidak bisa dibiarkan begitu saja, terlebih telah menelan korban jiwa dari kalangan masyarakat kecil.
"Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Saya turut berduka atas tragedi longsor yang terjadi di lokasi tambang andesit di Kebonbogo, Cirebon. Ini adalah musibah yang seharusnya bisa dicegah," ungkap HJA dalam keterangannya kepada metroplus.id, Kamis (29/5/2025).
Menurut HJA, dirinya sempat meninjau langsung lokasi tambang tersebut saat melakukan kunjungan kerja Komisi IV DPRD Jabar ke Cirebon, sepekan sebelum kejadian. Ia mengaku menyaksikan antrean ratusan truk di area tambang serta belasan alat berat yang beroperasi tanpa adanya sistem pengamanan lereng yang memadai.
“Sekilas saya melihat kekhawatiran besar atas aktivitas tambang yang berlangsung. Sekitar 10 unit ekskavator terus menggali bagian bawah gunung, sementara bagian atasnya nyaris tanpa penyangga material. Ini jelas sangat membahayakan,” tegasnya.
Lebih lanjut, HJA juga menyoroti ketiadaan pengawasan teknis yang seharusnya dilakukan oleh tenaga ahli pertambangan di lokasi.
“Tidak tampak satu pun pengawas teknis yang standby di lapangan. Aktivitas berlangsung tanpa kontrol yang layak. Ini yang sangat memprihatinkan,” ujarnya.
Tragedi ini, menurut HJA, bukan hanya kecelakaan kerja biasa, melainkan akibat kelalaian serius dari pihak pengelola tambang. Ia mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas dan memeriksa pemilik tambang serta seluruh pihak terkait yang bertanggung jawab atas jatuhnya korban jiwa.
“Insiden ini tidak bisa dianggap sebagai bencana alam semata. Ada unsur kelalaian bahkan potensi kesengajaan karena tetap melanjutkan operasi dalam kondisi yang sudah tidak aman. Nyawa rakyat kecil tidak boleh menjadi tumbal keserakahan,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, longsor di tambang galian C Gunung Kuda telah menewaskan puluhan pekerja. Sebagian besar korban merupakan buruh harian dan sopir truk yang tengah menunggu antrean muatan.
Hingga saat ini, proses evakuasi dan pendataan korban masih berlangsung. Aparat kepolisian dan tim SAR terus bekerja di lokasi untuk mengevakuasi korban yang diduga masih tertimbun material longsor.
Pewarta: Iman Suryana