![]() |
Indah Sari Dewi (tengah) saat menunjukan foto luka bekas tusukan jarum infus. |
METROPLUS.ID – KARAWANG | Seorang ibu muda bernama Indah Sari Dewi (28), merasa sangat kecewa dengan pelayanan salah satu rumah sakit swasta di Karawang usai putrinya yang masih balita diduga mendapat perlakuan tidak layak selama menjalani perawatan, padahal ia menggunakan layanan Super VIP di rumah sakit tersebut.
Peristiwa bermula pada Senin (28/4/2025), saat putri Dewi berinisial T mengalami kejang dan segera dilarikan ke instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit tersebut. Dewi mengaku kecewa karena proses penanganan awal tidak berjalan optimal.
"Berkali-kali anak saya ditusuk jarum untuk memasang infus, bahkan sampai muntah," ujar Dewi kepada metroplus.id, Sabtu (17/5/2025).
Tak hanya itu, selama masa perawatan, Dewi mengeluhkan lambatnya respons perawat terhadap panggilan darurat, meski berada di ruang Super VIP. Ia menyebut bel darurat baru ditanggapi setelah 30 menit hingga satu jam, dan bahkan mendapati perawat tengah tertidur.
“Karena dipanggil menggunakan bel tidak juga datang, akhirnya saya cari sendiri perawatnya, eh mereka malah sedang tidur,” ungkap Dewi dengan nada kecewa.
Menurut Dewi, kondisi anaknya bukannya membaik, kondisi T malah semakin memburuk,sampai mengalami muntah dan diare parah hingga lebih dari 10 kali buang air besar sehari.
Dengan total biaya perawatan mencapai lebih dari Rp21 juta, Dewi menyatakan kekecewaannya atas layanan rumah sakit. “Kalau ruang Super VIP saja seperti ini, bagaimana nasib pasien BPJS?” katanya.
Puncaknya terjadi pada Kamis (1/5/2025), ketika Dewi meminta rujukan ke rumah sakit swasta lain di Cikarang, Bekasi. Permintaan tersebut diabaikan, bahkan dokter membentaknya sampai Dewi menangis.
Karena Dewi merasa tidak kuat dengan perlakuan pihak rumah sakit yang menurutnya sangat menyakitkan, Dewi pun meminta bantuan apparat Kepolisian untuk mendampinginya bicara agar anaknya bisa dipindahkan ke rumah sakit lain karena di rawat di rumah sakit tersebut kondisinya semakin memburuk.
“Anak saya mengalami luka di kulit akibat berkali-kali gagal infus, setidaknya ada 12 tusukan. Dan menurut dokter di rumah sakit lain, pembuluh darah anak saya sudah pecah,” jelas Dewi.
Selain luka fisik, Dewi juga menyebut bahwa kondisi psikologis anaknya kini ikut terganggu. “Sekarang kalau disentuh orang langsung memukul. Kalau lihat orang berbaju putih, dia menutup mata,” tuturnya.
Upaya konfirmasi kepada pihak rumah sakit swasta tersebut dilakukan oleh awak media metroplus,id pada Rabu (21/5/2025), namun belum membuahkan hasil. Pihak keamanan hanya memberikan kartu nama tanpa respons lanjutan dari nomor yang tercantum, baik melalui WhatsApp maupun panggilan telepon. (mus)