Pupuk Kujang Produksi Green Ammonia, Siap Jadi Pengganti Batu Bara di PLTU

Pabrik ammonia 1B, Pupuk Kujang, Cikampek, Selasa (4/2/2024).

METROPLUS.ID - KARAWANG | PT Pupuk Kujang Cikampek kembali menorehkan sejarah dalam industri energi Indonesia. Perusahaan pupuk dan petrokimia ini sukses memproduksi green ammonia atau amonia hijau, yang digadang-gadang bisa menjadi alternatif pengganti batu bara di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).


Langkah inovatif ini menjadikan Pupuk Kujang sebagai pelopor produksi green ammonia di Indonesia. Peresmian produksi pertamanya digelar di pabrik ammonia 1B, Pupuk Kujang, pada Selasa (4/2/2024).


"Ini adalah tonggak sejarah di sektor energi. Kami bangga menjadi yang pertama di Indonesia memproduksi green ammonia," ujar Robert Sarjaka, Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kujang.


Robert menjelaskan bahwa sebagai pemain lama di industri amonia, Pupuk Kujang memiliki fasilitas lengkap yang dapat digunakan untuk memproduksi green ammonia. Yang membedakan dengan amonia konvensional adalah bahan bakunya, yaitu green hydrogen yang dihasilkan tanpa bahan bakar fosil.


"Green ammonia ini tidak menghasilkan karbon saat dibakar, sehingga sangat ramah lingkungan. Ini menjadi solusi nyata dalam transisi energi bersih di Indonesia," tambahnya.


Produksi green ammonia ini merupakan hasil kolaborasi antara Pupuk Kujang dan PLN Indonesia Power (PLN IP). Dalam tahap uji coba, Pupuk Kujang akan mengolah 1 ton green hydrogen menjadi 5 ton green ammonia untuk memenuhi kebutuhan PLN IP.

"PLN IP membutuhkan 50 ton green ammonia untuk menyalakan turbin di PLTU Labuan melalui proses co-firing," ungkap Robert.


Dalam co-firing, green ammonia akan dicampurkan dengan batu bara dan dibakar di boiler atau tungku khusus untuk menghasilkan tenaga uap. Uap ini kemudian memutar turbin dan menghasilkan listrik. Dengan cara ini, ketergantungan pada batu bara dapat dikurangi secara bertahap.


Produksi green ammonia ini menjadi bagian dari upaya Indonesia dalam mencapai target netralitas karbon pada tahun 2060. Penggunaan green ammonia di PLTU diharapkan mampu mengurangi emisi CO₂ secara signifikan.


Bernardus Sudarmanta, Direktur Pengembangan Bisnis dan Niaga PLN IP, menekankan pentingnya uji coba ini untuk memastikan efisiensi dan kehandalan green ammonia dalam pembangkitan listrik.


"Kami ingin melihat bagaimana PLTU beroperasi menggunakan green ammonia. Apakah lebih efisien dan mudah dalam pengelolaannya? Ini yang sedang kami uji," ujar Bernardus.


Sementara itu, Hedwig Lunga Sampe Pajung, Vice President Technology Development PLN IP, menambahkan bahwa green ammonia akan digunakan selama 8 jam dalam uji coba.


"Jika hasilnya positif, kita akan lanjut ke tahap perhitungan efisiensi, dan bukan tidak mungkin ini menjadi solusi jangka panjang bagi sektor energi," kata Hedwig.


Dalam proses ini, IHI Corporation, perusahaan energi asal Jepang, akan turut serta mengevaluasi aspek teknis, terutama dalam modifikasi burner atau alat pembakar di PLTU Labuan.


Dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan, produksi green ammonia oleh Pupuk Kujang menjadi langkah nyata dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung transisi energi di Indonesia.


"Ini bukan sekadar inovasi, tapi juga bukti komitmen kami dalam menciptakan energi bersih untuk masa depan Indonesia," pungkas Robert.


Jika uji coba berjalan sukses, bukan tidak mungkin green ammonia akan menjadi bahan bakar utama di PLTU, menggantikan batu bara secara bertahap. Energi hijau kini bukan sekadar wacana, tapi sudah menjadi kenyataan. (*)