![]() |
LP Ma’arif NU Kabupaten Karawang bersama Ketua LPBINU PBNU, Tubagus Ace Hasan Syadzily, Kamis (23/5/2024) di Pengalengan, Kabupaten Bandung. |
Metroplus.id – Karawang | Lembaga Pengembangan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Karawang turut serta dalam kegiatan penguatan ketangguhan masyarakat menghadapi bencana dan perubahan iklim yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar NU (PBNU).
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh, termasuk Ketua Bidang Kesra dan Ekonomi PBNU, Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, serta perwakilan dari BAZNAS dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
Jambore Relawan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim NU (LPBINU) Tahun 2024 diawali dengan pembukaan dan pengarahan peserta.
Acara dilanjutkan dengan kegiatan penanaman pohon yang dipimpin oleh Ketua LPBINU PBNU, Tubagus Ace Hasan Syadzily, serta dihadiri oleh tamu undangan dan peserta workshop.
Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari, mulai dari Kamis hingga Sabtu, tanggal 23-25 Mei 2024, di Pengalengan, Kabupaten Bandung.
Dalam kegiatan ini, dijelaskan sembilan tahapan pengelolaan bencana, mencakup pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, tanggap darurat, bantuan darurat, pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.
Tujuan dari mitigasi bencana antara lain adalah untuk mengurangi risiko cedera, kerusakan ekonomi, serta meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Kegiatan mitigasi melibatkan pengenalan dan pemantauan risiko bencana, serta tahap pengawasan terhadap tata ruang dan lingkungan hidup. Strategi mitigasi termasuk pembuatan peta rawan bencana, pembangunan terasering dengan sistem drainase, dan reboisasi.
Pendamping dari Sako Ma’arif NU Kabupaten Karawang, Samsudin, S.Pd, menyatakan bahwa informasi kebencanaan dapat diperoleh melalui partisipasi warga, pemerintah, dan lembaga penanganan bencana.
![]() |
Anggota LP Ma’arif NU Kabupaten Karawang. |
Heru Saleh, M.Pd, Ketua LP Ma’arif NU Kabupaten Karawang, menyampaikan harapannya agar peserta dapat mengimplementasikan kebencanaan berbasis P5, yang melibatkan sikap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
“Keberadaan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana (Pusdiklat PB) sangat penting dalam mendidik masyarakat akan potensi bencana,” ungkapnya.
(Red)