‎Seminar Internasional UNSIKA, Pendidikan Hukum untuk Dunia yang Berkelanjutan

Karawang (UNSIKA) menyelenggarakan Seminar Internasional bertajuk “The Hunger Crisis in the 21st Century: Geopolitical Tensions, Climate Change, and Pathways Toward Sustainability”, yang digelar di Aula Syekh Quro UNSIKA.

METROPLUS.ID - KARAWANG | Dalam upaya menjawab tantangan kemanusiaan terbesar abad ke-21, Fakultas Hukum Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) menyelenggarakan Seminar Internasional bertajuk “The Hunger Crisis in the 21st Century: Geopolitical Tensions, Climate Change, and Pathways Toward Sustainability”, yang digelar di Aula Syekh Quro UNSIKA.


‎Kegiatan ini menghadirkan dosen UNSIKA dan akademisi dari berbagai universitas di Indonesia dan Malaysia. Para narasumber membahas keterkaitan antara hukum, perubahan iklim, dan ketahanan pangan global. Seminar ini juga dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan tamu akademik dari berbagai lembaga pendidikan.

‎Dekan FH UNSIKA: Pendidikan Hukum Jadi Fondasi Tanggung Jawab Kolektif

‎Acara dibuka dengan sambutan Dekan Fakultas Hukum UNSIKA, Dr. Imam Budi Santoso, S.H., M.H., yang menegaskan pentingnya peran dunia akademik dalam membangun kesadaran hukum global di tengah krisis kemanusiaan dan lingkungan.

‎“In the face of global hunger and climate uncertainty, legal education must serve not only as a framework for justice but also as a foundation for collective responsibility,” ujarnya.

‎“This seminar is a call for intellectual solidarity and legal innovation toward a sustainable and equitable world.”


‎Rektor UNSIKA: Konflik Global Picu Krisis Pangan Dunia

‎Dalam Keynote Address bertajuk *“The Hunger Crisis in the 21st Century: Geopolitical Tensions, Climate Change, and Pathways Toward Sustainability,” Rektor UNSIKA menyoroti bagaimana konflik bersenjata dan ketegangan geopolitik memperburuk krisis pangan dunia.

‎“Geopolitical tensions can trigger food crises in multiple ways — by damaging infrastructure, disrupting production, and breaking global supply chains. Addressing these challenges requires not only diplomacy and policy, but also a moral and legal framework for global cooperation,” tegasnya.

‎Tiga Dimensi Keberlanjutan: Lingkungan, Ekonomi, dan Keadilan Sosial

‎Sesi pertama menghadirkan Prof. Dr. Rahmat bin Mohamad dari Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia, yang juga Fellow di University of Aberystwyth, UK. Dalam paparannya berjudul “Legal Architecture of Sustainability: Climate Change, SDGs and International Responsibility,” ia menekankan bahwa keberlanjutan bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga keadilan sosial dan tanggung jawab hukum global.

‎Mengangkat studi kasus Urgenda v. Netherlands (2019), Prof. Rahmat menyoroti bahwa hukum kini berperan penting dalam memperjuangkan climate justice, dengan tiga refleksi utama:

‎Keberlanjutan telah menjadi norma hukum, etika, dan eksistensial.
‎Krisis iklim adalah ujian bagi kekuatan arsitektur hukum global.
‎Tanggung jawab bersama harus berorientasi pada masa depan.


‎Perubahan Iklim dan SDGs: Jalan Menuju Keberlanjutan

‎Sesi kedua diisi oleh Assoc. Prof. Dr. Noor Dzuhaidah Osman dari Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) dengan topik “Climate Change, Sustainable Development Goals and The Path To Sustainability.”

‎Prof. Noor menekankan bahwa peningkatan suhu sekecil apa pun dapat berdampak besar terhadap kesejahteraan manusia dan keberlangsungan bumi, sehingga kolaborasi lintas negara menjadi kunci pencapaian SDGs.


‎Dosen UNSIKA Bahas Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

‎Sesi terakhir menghadirkan Prof. Dr. Aslan Noor, S.H., M.H., dosen Fakultas Hukum UNSIKA, dengan tema “Legal Protection for Sustainable Food Agricultural Land from the Threat of Conversion from Agricultural to Non-Agricultural Land as Seen from the Teachings of the Welfare State.”

‎Dalam pemaparannya, Prof. Aslan menyoroti pentingnya perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) agar tidak mudah dikonversi, serta menegaskan bahwa pandangan welfare state harus menjadi dasar dalam menjaga ketahanan pangan nasional.


‎Mahasiswa UNSIKA Aktif Bahas Isu Keadilan Global

‎Sesi tanya jawab berlangsung dinamis dengan partisipasi aktif mahasiswa yang menyoroti isu keadilan global, tanggung jawab hukum lintas negara, serta peran kebijakan publik dalam mengatasi krisis pangan dan iklim.

‎Diskusi ini menegaskan pentingnya peran pendidikan hukum UNSIKA sebagai instrumen perubahan sosial dalam menghadapi tantangan global.

‎Membangun Jembatan Akademik Menuju Dunia yang Berkelanjutan

‎Melalui seminar internasional ini, Fakultas Hukum UNSIKA menunjukkan komitmennya menjadi pusat pengembangan pemikiran hukum yang responsif terhadap isu-isu global dan multidimensi.

‎Kegiatan ini tidak hanya menjadi wadah pertukaran gagasan, tetapi juga platform akademik untuk menumbuhkan kesadaran kolektif tentang tanggung jawab hukum dalam menciptakan keadilan sosial dan keberlanjutan dunia.

‎Fakultas Hukum UNSIKA berharap kegiatan ini dapat memperkuat jejaring akademik internasional serta melahirkan generasi hukum yang peka terhadap isu kemanusiaan, lingkungan, dan masa depan planet bersama.

‎(Red/Humas Unsika)

BACA JUGA
METROPLUS.ID

Subscribe YouTube Kami Juga Ya