![]()  | 
| Acara Dies Natalis ke-11 Unsika. | 
Kegiatan tersebut sekaligus menjadi momentum pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Ir. H. Abu Bakar, MP., dan Orasi Ilmiah dengan fokus kajian pada pengelolaan sumber daya pesisir dan laut.
Dalam orasinya yang berjudul “Optimalisasi Peningkatan Produksi Tambak Bandeng Menuju Pemenuhan Kebutuhan Gizi Generasi Indonesia Emas 2045”, Prof. Abu Bakar menyoroti pentingnya sektor perikanan dalam menjaga ketahanan gizi nasional.
Ia mengungkapkan bahwa total potensi lahan tambak di Indonesia mencapai 1.224.076 hektare, namun baru dimanfaatkan sekitar 36,99 persen atau setara 452.891 hektare.
Prof. Abu juga menjelaskan tiga sistem budidaya ikan yang umum diterapkan, yakni tradisional, semi intensif, dan intensif.
“Produktivitas sistem tradisional mencapai 449,05 kg per hektare, semi intensif 1.080,35 kg per hektare, sementara sistem intensif bisa mencapai 8.000 kg per hektare,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa konsumsi ikan memiliki korelasi kuat dengan tingkat kecerdasan masyarakat.
“Masyarakat pesisir umumnya banyak yang cerdas karena mendapat asupan protein dan omega yang cukup dari ikan,” ujar Prof. Abu.
Dalam paparannya, Prof. Abu memproyeksikan bahwa pada tahun 2045, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 347 juta jiwa, dengan kebutuhan ikan nasional mencapai 20,4 juta ton per tahun.
Dalam akhir paparannya Prof. Abu Bakar menuliskan, jika kebutuhan akan ikan tidak terpenuhi, termasuk kebutuhan barang konsumsi yang lain tidak terpenuhi maka pada tahun 2045 Indonesia akan menjadi
"INDONESIA CEMAS ATAU INDONESIA BUBAR"
