![]() |
| Pondok Pesantren Anak Yatim dan Dhuafa SAYAD (Saung Yatim dan Dhuafa), Desa Majalaya, Kabupaten Karawang. |
Pondok Pesantren Anak Yatim dan Dhuafa SAYAD (Saung Yatim dan Dhuafa), yang berdiri sejak 2015, memiliki misi mendidik serta membina anak-anak yatim dan dhuafa agar menjadi generasi berakhlak mulia, berilmu, dan mampu bersaing di era digital tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman.
Fasilitas yang diberikan meliputi perangkat komputer, jaringan internet, serta pelatihan literasi digital. Program ini juga membuka akses belajar bagi anak-anak di sekitar pesantren, sejalan dengan semangat Sekolah Rakyat yang dicanangkan pemerintah pada Juli lalu.
General Manager PLN UIT JBT, Abdul Salam Nganro, menegaskan bahwa program ini merupakan wujud nyata kepedulian PLN terhadap pemerataan pendidikan.
“Kami percaya setiap anak berhak mendapatkan akses pendidikan yang layak, termasuk teknologi. Kami berharap santri dan anak-anak yatim di Pesantren SAYAD tumbuh menjadi generasi melek digital dan siap menghadapi masa depan,” ujarnya, Senin (11/8/2028).
Pimpinan Pesantren SAYAD, Ustadz Narto Majid, menyebut dukungan PLN sebagai langkah penting membuka peluang bagi anak didiknya.
“Ini bukan sekadar bantuan fasilitas, tapi perhatian nyata pada masa depan anak-anak. Kehadiran Sekolah Rakyat di pesantren menjadi pintu pembuka mereka mengenal dunia luar dan mengasah keterampilan,” katanya.
Manager UPT Karawang, Harry Gumilang, menambahkan bahwa inisiatif ini diharapkan dapat membangun kemandirian dan rasa percaya diri anak-anak yatim serta dhuafa.
“Selain meningkatkan literasi digital, program ini membuka peluang baru bagi mereka untuk mengembangkan potensi,” ujarnya.
Melalui kolaborasi ini, PLN berharap dapat menjadi motor penggerak perubahan sosial dan pendidikan, khususnya bagi kelompok yang memiliki keterbatasan akses. (*)
