METROPLUS.ID – PURBALINGGA | Warganet di Kabupaten Purbalingga tengah ramai membahas potongan video calon bupati petahana, Dyah Hayuning Pratiwi, atau Tiwi, terkait program bantuan sosial (bansos). Dalam video yang viral itu, Tiwi menyatakan bahwa penerima manfaat bansos bisa dicoret sewaktu-waktu jika tidak ada persetujuan dari bupati. Pernyataan ini menyinggung anggota linmas yang ‘nyebrang’ (berbeda pilihan, red) pada Pilkada nanti, hal ini sontak menimbulkan berbagai persepsi di masyarakat.
Saat ditemui di posko pemenangannya, Tiwi menjelaskan bahwa video tersebut tidak menampilkan pernyataannya secara utuh. “Video yang beredar itu diambil tidak secara lengkap, sehingga memunculkan persepsi-persepsi yang mungkin ada yang miss,” ujar Tiwi, menjelaskan bahwa konteksnya adalah respon spontan terhadap pertanyaan relawan dalam acara internal seperti dilansir dari detik.com.
Menurut Tiwi, penerima bansos seharusnya adalah mereka yang benar-benar tidak mampu. “Kita bersepakat bahwa orang yang mendapatkan bantuan harus diprioritaskan berdasarkan kemampuan. Selama ini, kami berupaya agar bantuan ini tepat sasaran,” tegasnya.
Tiwi juga menggarisbawahi pentingnya evaluasi berkala terhadap penerima manfaat. “Kalau penerima sudah masuk kategori mampu, tentu bisa dicoret. Ini juga untuk memastikan bantuan tidak salah sasaran,” tambahnya.
Dalam potongan video tersebut, Tiwi menegaskan bahwa program bantuan sosial berasal dari pemerintah pusat dan bahwa pihak desa berwenang mendata penerima bantuan. Ia menambahkan, “Bupati punya privilege untuk mencoret penerima jika dirasa perlu.”
Dengan situasi ini, Tiwi mengajak masyarakat untuk aktif mengawasi proses penerimaan bansos dan melaporkan jika menemukan kesalahan. “Mari bersama-sama memastikan bantuan sampai kepada yang benar-benar membutuhkan,” pungkasnya. (*)